• Jumat, 29 September 2023

Kue putu, Ternyata sudah ada sejak zaman Dinasti Ming

- Senin, 6 Februari 2023 | 16:01 WIB
Ilustrasi kue putu. Foto: Pinterest
Ilustrasi kue putu. Foto: Pinterest


KLIKTIMES.COM | JAKARTA-Kalau pas berada di Kota Malang dan kepingin pol menikmati jajanan lawas. Dimanakah tempatnya? Salah satunya Puthu lanang, terletak di Jalan Jaksa Agung Suprapto Malang. Selain putu disajikan juga cenil, klepon, lupis.
Kue putu termasuk kudapan manis kuno (meminjam Bahasa Pak M Dwi Cahyono, arkhaik), yang masih bertahan kehadirannya. Walau sudah jarang ditemukan, tetapi masih banyak sekali peminat jajanan yang memiliki warna hijau terang ini.

Walaupun banyak yang menganggap kue ini merupakan jajanan asli Indonesia, namun nyatanya kue putu bukan berasal dari bumi pertiwi ini, tetapi banyak yang percaya bahwa kue putu sudah dikenal di tiongkok terlebih dahulu. Itulah sebabnya kue putu tidak hanya bisa ditemukan di Indonesia, melainkan bisa ditemukan di Malaysia dan Singapura.
Kuliner yang terbuat dari tepung beras ini cara memasaknya denga dikukus. Warna hijau terang kue ini dihasilkan dari daun suji.

Pada penyajiannya, umumnya kue ini diisi dengan gula Jawa, dicetak dengan bambu lalu dikukus dengan uap yang ada pada gerobaknya. Setelah matang, kue pun dikeluarkan dari cetakkan dengan cara dicolok, lalu gula Jawa yang ada di dalamnya menjadi cair.
Bila dipotong gulanya akan lumer. Selain itu, teksturnya juga lembut,aroma kelapanya berasa dan rasanya yang manis membuat kue ini menjadi begitu popular di kalangan masyarakat. Kue putu juga kerap ditaburi parutan kelapa putih sebelum dihidangkan.

Baca Juga: Hoki Kue Keranjang di Mojokerto, Pertahankan Resep Legendaris Sejak 70 Tahun Lalu

Sejarah kue putu
Banyak yang berpendapat bahwa kue putu yang berwarna hijau ini sudah ada pada zaman Dinasti Ming. Dilansir dari kulinear.hops.id, Sabtu (6/2/2023) pada saat itu camilan ini disebut ‘Xian Roe Xiao Long’ yang memiliki arti tepung beras berisi kacang hijau. Sesudah masuk ke Indonesia, kue ini tidak berisi kacang hijau, melainkan gula Jawa yang manis.
Lalu di Indonesia camilan ini muncul dalam Serat Chentini yang sudah ditulis tahun 1814 pada zaman kerajaan Mataram. (lik)

 

Editor: Abdul Malik

Sumber: Kulinear.hops.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Botok Mercon Mbah Wiro di Sragen, Bumbunya full cabai

Minggu, 12 Februari 2023 | 15:14 WIB

Ronde Titoti 1948, Cocok untuk hangatkan tubuh

Selasa, 7 Februari 2023 | 23:15 WIB

Kue putu, Ternyata sudah ada sejak zaman Dinasti Ming

Senin, 6 Februari 2023 | 16:01 WIB

5 Rekomendasi Kuliner di Jambi, Murah dan Lezat

Minggu, 22 Januari 2023 | 15:31 WIB
X