Oleh Sukma
Sesungguhnya ilmunya manusia itu hanyalah potongan seperti kabut di kebun-kebun, seperti hanlnya kesunyian hatiku. Aku Bersama dengan tiga TKI tidur di kamar agency aine, temanku Bernama Sani, Umi dan Rina, aku bertanya kepada mereka bertiga “Teman-teman gimana perasaan kalian? Senang nggak berada di Singapore ini?” Sani menjawab “Antara senang dan tidak”. “Bagaimana maksudmu,” kata Umi. “Begini, senang karena bisa menginjakkan kaki di negara orang, dapat tambah ilmu dan pengalaman dan tidaknya karena berpisah dari keluarga,” kata Sani.
“Ya Betul,” tiba-tiba Rani menyeletuk.
“Memang betul apa yang kalian katakana, aku juga gak menyangka kalau akan menginjak tanah Singapore yang bersih dan indah ini, ayok kita tidur besok pagi aku diantar ke rumah majikan, ayo ayoo ayooo semangat,” kata Sukma.
Pada jam 6 pagi aku dan teman-teman bangun, kami berempat membantu membersihkan rumah agency dan pada jam 7 pagi aku diantar ke rumah majikan di Land Road 52 dekat pasar Poke Road. Di rumah itu ada satu Uncle dan dua cewek cantik-cantik dan aku tengok-tengok kok anjingnya gak ada dan ternyata Masya Allah aku mendapatkan majikan yang baik dan berhati emas. Aktivitasku setiap hari menjaga uncle, menyiapkan makanannya, mencuci baju, nyetrika satu hari satu setel baju, dan malam beli koran. Pada suatu hari, uncle tanya sama aku namaku siapa, Sukma jawabku. “Tolong lo bantu gue pusing balk kasurk ! Aku bingung artinya itu, petunjuk-petunjuk uncle aku perhatikan, dia angkat Kasur diputar terus dibalik, lalu aku baru sadar dan ngerti bahwa pusing balik itu maksudnya muter Kasur untuk ganti posisi.
Baru aja aku tinggal di rumah majikan aku diberi izin untuk telpon-telponan dengan keluargaku dan teman pada suatu hari Om ku yang dia Amerika menelponku.Aku kaget dapat nomer telponku dari bosku.Telepon berdering, “krriiing…” dan aku angkat, “hallo,” siapa kataku, “ini aku Om mu.”
“Lho pean dimana?”
“Di bawah rumah bosmu,” gagang pesawat telpon aku taruh dan aku tengok-tengok di bawah lantai 3.Aku cari-cari dimana tapi taka da terus akhirnya aku Kembali lagi angkat gagang telepon.
“Lho om dimana, aku tengok-tengok pean gak ada?”
“Lho mesti gak ada, wong aku di Amerika.Hahaha…”
“Dasar pean.Aku kok ya bodoh sekali kenapa bisa pean bohongi.” “Gimana kabarnya?” , baik kata Omku.
“Gimana kabarmu, baik ta?” “Yah, baik Om”.
“Kontrak berapa lama?” “Dua tahun Om.”
“Yau dah, yang hati-hati.”
“Yaa..iya, Om.Pean juga hati-hati.”
Baca Juga: Cerpen Kisah Seorang Narapita (2)
Dua tahun kemudian, kontrakku habis dan suamiku menginginkan aku ke HK menyusul ayahku.Aku ke HK selama tiga tahun kemudian aku ke Macao.Di Macao selama tiga tahun kerja sebagai domestic helper dan yang dua tahun aku buka agency domestic helper. Aku juga kerja sama dengan tiga manager Macao. Mereka semua baik dan saying sama aku. Aku juga sewa rumah dan aku kos-koskan.(bersambung)
Artikel Terkait
Kualitas TKI Kota Blitar Masih Minim
Demi Anak, Mensos Risma Minta Ibu Korban Penganiayaan di Blitar Tidak Berangkat Jadi TKI
Migrant Watch: BBM Naik, PMI/TKI Tuntut Permudah Pengurusan Dokumen
Warga Kabupaten Malang Masih Minati Jadi TKI/PMI
TKI Asal Kabupaten Blitar Capai 4.446, Terbanyak ke Taiwan