Japi Tambayong dalam Ensiklopedi Musik Jilid 1 (PT Cipta Adi Pustaka, Jakarta, 1992) mengatakan bahwa keroncong bukan berasal dari Portugis, tetapi dari bekas-bekas budak Portugis yang dibebaskan Belanda, lantas berpihak pada Belanda untuk semua kepentingan, baik politik, spiritual, maupun budaya. Di kemudian hari, memang banyak terjadi persentuhan budaya Belanda dalam kehidupan mereka, terutama dalam komunitas di Tugu, lahan yang diberikan Belanda pada mereka. Kampung Tugu terletak di Kawasan pantai utara Jakarta, di sebelah timur wilayah Tanjung Priok.
Sejak tahun 1883 ditetapkan sebagai bandar Pelabuhan Kota Jakarta menggantikan Pelabuhan Sunda Kelapa atau Jayakarta.Menurut Komunitas Tugu, music Krontjong Toegoe dilahirkan di Kampung Tugu pada tahun 1661. Itu karena mereka berhasil membuat instrumennya sendiri yang dinamakan keroncong berdawai lima dalam tiga jenis ukuran, yaitu ukuran besar dinamakan jitera, ukuran sedang dinamakan prounga, dan ukuran kecil dinamakan macina (Victor Ganap, Krontjong Toegoe, Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Jogja, 2011). Pelopor Keroncong Modern: Abdullah (Cirebon) dan Kusbini (Mojokerto 1910-Jogjakarta 1991).
Dalam dunia keroncong tempo doeloe, nama Kusbini dan Abdullah kerap disebut-sebut sebagai pelopor, penggagas musik keroncong bergaya modern. Keduanya adalah musisi keroncong yang sudah tidak asing lagi sejak pertengahan tahun 1920-an.Mereka terhitung seniman music terkemuka yang serba bisa dan sama-sama bercita-cita untuk mendobrak tradisi dan meningkatkan citra music keroncong.kalau Kusbini banyak berkecimpung dalam bidang music dan pencipta lagu, maka Abdullah lebih tenar sebagai penyanyi. Perbedaan paling prinsip antara lagu keroncong asli dan modern adalah penggunaan refrain.
Dalam keroncong asli tidak mengenal refrain. Refrain merupakan bagian dari lirik sebuah lagu. Refrain diletakkan diantara bait pertama atau kedua dan bait terakhir. Abdullah mencipta lagu berjudul Dari mana datangnya Kerontjong pada tahun 1935. Sementara Kusbini menulis lagu Kewajiban Manusia, merupakan lagu keroncong pertama yang berlirik lebih tertib, teratur dan sama sekali tidak terdapat pengulangan kalimat atau kata dan bebas dari kata rayuan yang membosankan. Lagu Kewajiban Manusia pertama kali diperdengarkan lwat Radio NIROM Surabaya pada tahun 1936.
Baca Juga: Ternyata Bung Karno Suka Musik Keroncong
Menurut Kusbini, sambutan terhadap lagu ciptaannya sungguh diluar dugaan. Bukan saja telah menarik perhatian para penggemar keroncong, tetapi juga banyak ditiru oleh para pencipta lagu sezamannya. (Haryadi Suadi, Djiwa Manis Indoeng Disajang, Musik dan Dunai Hiburan Tempo Dulu Jilid 1, penerbit Kiblat Buku Utama, Bandung & Dunia Pustaka Jaya, Bandung, 2017). Dalam menekuni music keroncong, Kusbini sangatlah serius sampai-sampai Kusbini mendapat julukan Buaya Keroncong dari Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama (Tugas Tri Wahyono, Dwi Ratna Nurhajarini, Kusbini Seniman Musik Keroncong Tiga Zaman, Balai Pelestarian Nilai Budaya DI Yogyakarta, 2018). Dalam perjalanan keroncong memasuki dasawarsa 1950-an, semakin kuat citra Kota solo menguasai keroncong. Beberapa lagu karangan orang Solo misalnya Gesang menyeret orang kepada suatu keroncong yang khas dengan suasana yang baru, yaitu dominannya bunyi celo yang dipetik menyerupai kendang.
Banyak lagu karangan Gesang (Surakarta 1917-2010) yang kebetulan mempopulerkan juga kota itu, misalnya Tirtonadi dan Bengawan Solo. Kemudian muncul pula Maladi (mantan Menteri Zaman Orba, nama samarannya Arimah) dengan Solo di waktu malam hari.Lalu pada dasawrsa 1960-an semakin jelas warna keroncong Solo menyeruak menjadi perhatian nasional yaitu masuknya unsur langgam Jawa secara lebih tajam dalam penyajiannya. Ini dilakukan mula-mula oleh Andjar Any (Ponorogo 1936-Surakarta 2008) melalui Yen in Tawang, diikuti oleh S. Dharmanto (Semarang) melalui Lara Branta, dan Ismanto (Surakarta 1920-1996) melalui Wuyung. Bersamaan dengan itu seorang jenderal di Jakarta mendukung biaya sebuah orkes besar untuk terciptanya suara keroncong yang paripurna, dengan beberapa tokoh musikus akdemis. Orkes itu Bernama Tetap Segar, dipimpin langsung oleh Jenderal Pierngadi.
Manajemen orkes ini terbilang paling baik yang pernah ada sejak Indonesia Merdeka. Memasuki dasawarsa 1980-an, sebuah orkes keroncong lengkap mulai sering tampil di TVRI, dipimpin oleh violis terkenal sejak usia 12 tahun, yaiutu Achmad. Dengan orkesnya itu Achmad memberikan arti yang lebih luas pula tentang keroncong, yakni salah satu corak music Indonesia yang harus diterima dengan senang hati. Rekaman-rekaman tersebut terdapat dalam buku ini, yang Sebagian diproduksi oleh Lokananta. Dalam proses dokumentasi, kami menemukan masih banyak lagu keroncong yang nama penciptanya ditulis NN atau N.N. Singkatan no noting atau not to be noted.
Kita menyebutnya no name. Tnad bahwa pencipta lagu tidak dikenal. Keanekaragaman Keroncong Indonesia dapat ditelusuri dari serratus koleksi rekaman music keroncong koleksi Museum Musik Indonesia. Musik keroncong tersebar dari Aceh, Nusa Tenggara Timur, Makssar, Solo, Bandung, Surabaya, Jakarta hingga Maluku. Seratus album rekaman music keroncong koleksi Museum Musik Indonesia kami klasifikasikan dalam dua bagian: Klasik (1880-1960) dan Modern (1960-2021). Katalog Keanekaragaman Keroncong Indonesia, Dokumentasi Rekaman Musik Keroncong Klasik dan Modern di Museum Musik Indonesia ini adalah sebuah ikhtiar sederhana untuk turut berusaha mendukung Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik dan Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu. Malang, September 2021
*Anang Maret Tri Basuki bekerja di Museum Musik Indonesia.
RESENSI BUKU
Judul :Keanekaragaman Keroncong Indonesia
Dokumentasi Rekaman Musik Keroncong Klasik dan Modern di Museum Musik Indonesia
Halaman: 120
Cetakan pertama: September 2021
ISBN: 978-602-462-720-1
Penerbit: Media Nusa Creative Publishing bekerjasama dengan Museum Musik Indonesia. Dengan dukungan dana dari Balai Pelestarian Nilai Budaya DI Yogyakarta
Artikel Terkait
Mengairahkan Kembali Musik Keroncong Kota Blitar
Kusbini: Seniman Musik Keroncong Tiga Zaman
Solo Keroncong Festival 2022
Jreng ! Solo Keroncong Festival 2022 Dimulai
Ternyata Bung Karno Suka Musik Keroncong