KLIKTIMES.COM | JAKARTA - Mpu Baradah yang cerdas menjawab dengan tersenyum kepada Raja Airlangga.
“Aku akan mengawinkan muridku, yaitu Mpu Bahula untuk dinikahkan dengan putrinya Calonarang. Pernikahan ini bertujuan untuk menggerogoti kelemahan dari Calonarang itu sendiri. Mpu Baradah akan mengulik kelemahan ibu mertuanya dari anaknya sendiri.”
“Jika itu dapat membantu, aku setuju dengan saranmu Mpu Baradah,” jelas Raja Airlangga.
Menurut cerita rakyat Bali, akhirnya, datanglah rombongan lamaran Mpu Bahula di hadapan Calonarang. Calonarang menerima lamaran tersebut. Dia cukup senang karena anaknya sudah dilamar oleh seorang pria.
Mpu Bahula akhirnya menikah dengan Ratna Mengali dan tinggal di rumah Calonarang.
Setelah beberapa waktu Mpu Bahula tinggal di tempat Calonarang. Dia memperoleh informasi bahwa Calonarang setiap hari membaca sebuah kitab dan melakukan ritual angker. Diam-diam Mpu Bahula mencuri kitab yang dibaca oleh ibu mertuanya.
Kitab tersebut sempat dibawa oleh Mpu Bahula kepada gurunya, Mpu Baradah. Kebetulan, Mpu Baradah telah berada di Girah untuk menyembuhkan orang-orang yang terkena penyakit tenung. Dengan seksama Mpu Baradah meneliti kitab tersebut.
Setelah mendapatkan kesimpulan, Mpu Baradah menyuruh Mpu Bahula untuk mengembalikan dengan segera kitab tersebut ke tempat asalnya, agar Calonarang tidak menyadari bahwa kitabnya telah dicuri.
Mpu Baradah akhirnya dapat bertatap muka dengan Calonarang. Dengan ilmu diplomatiknya, Mpu Baradah mengingatkan Calonarang agar menghentikan sihirnya terhadap masyarakat Kediri. Dengan kekuatan diplomatik Mpu Baradah, Calonarang sendiri telah sadar dengan kesalahannya.
“Hai Mpu Baradah, aku minta diruwat untuk melebur dosa-dosaku. Jika engkau dapat meruwat untuk menghapuskan dosa-dosaku, aku akan menuruti keinginanmu, yaitu menghentikan sihir yang aku lakukan,” jelas Calonarang.
“Calonarang, mohon maaf aku tidak bisa meruwat dirimu. Hal ini diakibatkan oleh banyakya dosa-dosamu,” jelas Mpu Baradah.
Mendengar penjelasan Mpu Baradah, Calonarang menjadi marah. Pertempuran akhirnya terjadi antara Mpu Baradah dengan Calonarang. Calonarang akhirnya menyemburkan api yang keluar dari matanya untuk membunuh Mpu baradah.
Akan tetapi, Mpu Baradah lebih sakti dibandingkan Calonarang. Pertempuran yang sengit itu akhirnya dapat membunuh Calonarang dengan keadaan berdiri.
Mengingat Calonarang sempat bertobat dan ingin melakukan ruwatan, Mpu Baradah akhirnya dapat menghidupkan kembali Calonarang. Setelah mempelajari ajaran kebenaran untuk mencapai moksa, Calonarang akhirnya meninggal dunia untuk selamanya. (sre)
Artikel Terkait
Mengenal Lebih Dekat Eyang Djugo Gunung Kawi, Sosok Pejuang atau Tabib?
Misteri Letusan Semeru 4 Desember, Nuju Pati dan Kala Tinantang
Kisah Calonarang: Dendam Kesumat Pemuja Durga (1)
Kisah Calonarang: Wabah Menyebar dan Siasat Mpu Baradah (2)
Wisata Sejarah di Blitar, Candi Kotes Berdiri di Awal Kerajaan Majapahit Periode Raden Wijaya