Oleh : Zaeni Boli
Tanggal 28 Juni 2022 di Lato Kabupaten Flores Timur tepatnya di teras Gereja Stasi Lato diselenggarakan Pentas Keliling Pertunjukan Teater Mencari Bung karya sutradara Silvester Petara Hurit. Produksi dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) Flores Timur (FLOTIM) berkolaborasi dengan Nara Teater dan Orang Muda Katolik (OMK) Lato.
Malam itu Lato yang memang tak sedingin Hokeng. Di bawah tenda penonton, masyarakat Lato seolah tak sabar ingin menyaksikan pertunjukan teater yang sebelumnya telah di gelar di Aula Paroki Hokeng. Balai Rakyat Mokantarak sebagai bagian dari pentas keliling. Acara dimulai dengan beberapa sambutan dan juga selingan. Suatu yang tidak biasa mungkin jika di daerah lain di Indonesia tiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing begitu pula dengan Flores Timur.
Akhirnya acara yang ditunggu pun dimulai. Suara sirine meraung-raung memecah kesunyian malam. Mayat-mayat hidup berjalan gontai mempertanyakan siapa diri ini, dimana kami lalu tak lama mereka menjadi layu dan terkulai lemas. Lalu dihidupkan kembali oleh air kehidupan.
Kemudian,pelan-pelan kegelisahan guru mulai menyeruak bagaimana persoalan belis menjadi dilema tersendiri bagi guru honerer yang gaji tak pernah beranjak. Persoalan operator sekolah yang merasa dirinya terzolimi dan curhat-curhat kecil tentang nasib guru yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi dunia pendidikan hari ini. Pendidikan seolah menjadi pendidikan perpolitikan. Pendidikan seolah hanya mengejar ekonomi dan prestasi pribadi melupakan sesuatu yang urgen.
Oknum pejabat bermain disana membiarkan masyarakat tetap miskin menjauhkan masyarakat dari pendidikan sesungguhnya. Hingga akhirnya orang-orang kalah membutuhkan pahlawan dari masa lalu seperti sosok Bung Karno dengan pikiran pikiran tentang keIndonesiaan yang dicita -citakan.
Diakhir cerita kita diajak kembali kepada tradisi dan apapun masalahnya tetaplah dalam bingkai NKRI.
Setelah acara selesai dilanjutkan dengan sesi diskusi. Turut memberikan tanggapan pada sesi diskusi mantan ketua IGI Frans Berek, yang sempat menyampaikan bahwa IGI FLOTIM lahir di Lato dan pertunjukan ini ada bukti eksistensi IGI di Flotim. Selain itu turut berkomentar dalam sesi diskusi Paox dari Gusdurian yang menyampaikan saran-saran berkaitan dengan kekurangan selama pertunjukan. Beliau juga sempat menyatakan kekaguman atas pementasan tersebut karena diadakan di depan gereja dan disaksikan penonton lintas generasi. Serta penonton begitu antusias menyaksikan pertunjukan Teater Mencari Bung.
*Guru di SMK Sura Dewa Larantuka, anggota Nara Teater. Menetap di Larantuka Flores Timur Nusa Tenggara Timur.