Paseban Malang, Kolosal Wayang Topeng Termegah Sedunia

- Rabu, 24 Mei 2023 | 11:29 WIB
Paseban Malang, kolosal Wayang Topeng Termegah Sedunia (HO/KLIKTIMES.COM)
Paseban Malang, kolosal Wayang Topeng Termegah Sedunia (HO/KLIKTIMES.COM)

KLIKTIMES.COM | MALANG - Nasai yang menahkodai Patembayan Nyai Puthut, hendak menyelenggarakan Gelar Kolosal Wayang Topeng Termegah Sedunia, yaitu Seni Pertunjukan Gebyak Agung Topeng Malang Tiga Generasi. Yang akan mengangkat cerita kolosal: PASEBAN MALANG. Karya dari Ki Soleh Adipramono. Kali ini, totalitas dari laku kerja kebudayaan Nasai seperti sedang bertriwikrama sekuat-kuatnya untuk mempersembahkan gelar kolosal tersebut. Nasai dan Patembayan Nyai Puthut, tidak bekerja sendirian. Gelar kolosal ini juga dibantu oleh Parekraf Indonesia, LingkarSosial.org, Pokja Bhandagiri, MNC Publishing, Republik Gubuk, Patembayan Citralekha, serta beberapa pihak pihak (organisasi, instansi, komunitas, sanggar dan padepokan) yang akan menyusulkan dukungannya kemudian. Serta banyak para sesepuh, tokoh budaya dan pegiat kebudayaan, yang akan mendukung sepenuhnya rencana gelar kolosal Gebyak Agung Wayang Topeng Malang Tiga Generasi ini.

Selain sub sektor Seni Pertunjukan yang utama, gelar kolosal ini juga akan mengangkat ekosistem ekonomi kreatif pada sub sektor Kriya, Fashion, Kuliner, Film, Fotografi, Penerbitan/ Literasi Kreatif dan lain-lainnya. Semuanya dilakukan dalam upaya untuk mengambangkan keseluruhan ekosistem ekonomi kreatif di Malang Raya. Khususnya ekonomi kreatif yang berbasis pada kearifan lokal/ local genius dan seni tradisi budaya lokal Malang Raya. Gelar kolosal ini akan dilaksanakan pada hari Senin Legi, tanggal 28 Agustus 2023, pukul 18.00 – 22.00 WIB, di Auditorium lantai 7 Gedung MCC Kota Malang. Area selasarnya akan digunakan untuk mengisi booth/ stand berbagai produk seni dan budaya. Mulai dari Topeng Malang, Batik, Alat Musik Tradisional, Permainan Tradisional dan lain-lainnya.

Nasai dan Patembayan Nyai Puthut, memproyeksikan gelar kolosal ini sebagai Lokomotif Utama dalam menarik berbagai gerbong-gerbong seniman, pegiat budaya, industri kreatif, kolaborasi 17 sub sektor ekonomi kreatif, dan berbagai upaya pemajuan obyek-obyek kebudayaan di Malang Raya, yang diharapkan bisa sampai ke level nasional. Dan bahkan diharapkan juga mampu sampai ke level internasional. Tentu saja, hal tersebut bukanlah yang mudah untuk dikerjakan. Oleh karena itu, Nasai dan Patembayan Nyai Puthut, sangat membutuhkan dukungan, bantuan, kerjasama, kolaborasi dan orkestrasi dari semua pihak. Baik para pemangku kebijakan pemerintah daerah Malang Raya, Provinsi Jawa Timur, Kemenparekraf, Kementrian Pendidikan/ Kebudayaan, serta seluruh stakeholder yang ada. Maka, Nasai dan Patembayan Nyai Puthut, membuka pintu kesempatan seluas-luasnya kepada siapa saja untuk bisa bekerjasama dan berkolaborasi dalam gelar kolosal Gebyak Agung Topeng Malang Tiga Generasi ini.

Dwi Cahyono, yang juga menjadi dewan penasehat Patembayan Nyai Puthtut, menyatakan bahwa dengan menggunakan momentum gelar kolosal ini, diharapkan bisa dihasilkan dokumentasi-dokumentasi yang berkualitas, baik yang berupa foto, film/ video, buku, dan lainnya, yang mampu merekam seluruh aspek yang ada di dalam Kebudayaan Topeng Malang secara keseluruhan sedetail-detailnya dan selangkap-lengkapnya. Baik mulai ragam tarian/ gerak, ragam topeng, ragam lakon, ragam cerita, ragam busana, dan lain-lainnya. Semuanya, diharapkan bisa direkam dan didokumentasikan dengan sedetail-detailnya dan selengkap-lengkapnya. Tentu saja, hal ini adalah kerja-kerja besar, sulit, terjal, berliku dan jangka panjang. Sehingga, sangat membutuhkan inisiatif kerja-kerja sukarelawan untuk bisa saling bekerjasama, berkolaborasi, saling melengkapi dan saling mengorkestrasi.

Menurut Abdul Malik, yang juga menjadi dewan penasehat Patembayan Nyai Puthut, apabila bisa dihasilkan berbagai rekaman dan dokumentasi yang digagas oleh Dwi Cahyono, maka kita semuanya bisa memberikan warisan kebudayaan yang bisa menjadi inspirasi bagi ribuan generasi yang akan datang. Terutama dalam berbagai upaya untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan Kebudayaan Topeng Malang. Bahkan lebih dahsyat lagi, menurut Abdul Malik, ketika berbagai upaya pemajuan kebudayaan di Malang Raya, bisa dikawinkan dengan 17 sub sektor ekonomi kreatif yang ada di Malang Raya. Maka, kita semuanya bisa membangun peradaban yang lebih berbudaya, beradab dan ditenagai oleh berbagai inovasi serta solusi berbasis ekosistem eknomi kreatif. Ini pasti sangat luar biasa dahsyat!

Gelar kolosal ini, mencoba untuk merangkai dan mengorkestrasi seluruh sanggar, padepokan, patembayan dan para pegiat kebudayaan Topeng Malang di seluruh daerah Malang Raya. Sedangkan untuk mendukung berbagai aktivitas teknis lapangan, dokumentasi, riset, penulisan, produksi film dan lain-lainnya, masih sangat dibutuhkan bantuan dan kolaborasi dengan seluruh para pelaku Industri Kreatif di Malang Raya. Sangat terbuka ruang-ruang untuk bekerjasama, berkolaborasi dan saling mengorkestrasi.

Oleh karena itu, pada hari ini, Rabu tanggal 24 Mei 2023, pukul 15.00 WIB sampai selesai, di Ruang Kerja Parekraf lantai 5 Gedung MCC Kota Malang, Patembayan Nyai Puthut mengadakan acara Jagongan dan Ngopi Bareng, sambil diskusi terbuka untuk bekerjasama, berkolaborasi dan saling mengorkestrasi. Khususnya untuk memperkuat kerja-kerja dan hasil-hasil yang diharapkan dari Event Gelar Kolosal Gebyak Agung Topeng Malang. Acara jagongan dan ngopi bareng ini, terbuka untuk umum dan GRATIS. Siapapun boleh ikut hadir langsung. Tanpa syarat apapun. Guyub rukun dan gotong royong.

Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES
Patembayan Nyai Puthut

Editor: Deny Fathur Rahman

Tags

Artikel Terkait

Terkini

AI dan Budaya Kampung Pedesaan

Senin, 5 Juni 2023 | 09:36 WIB

Revitalisasi Sepak Bola Kota Malang

Kamis, 1 Juni 2023 | 20:04 WIB

Pancasila, Kebudayaan, dan Bina Bangsa

Kamis, 1 Juni 2023 | 12:05 WIB

Pertumbuhan Jaranan dan Bantengan di Malang

Rabu, 31 Mei 2023 | 09:34 WIB

Pendidikan Yang Berpihak Pada Peserta Didik

Selasa, 30 Mei 2023 | 09:19 WIB

Hobbes, Strategi Perubahan Sosial dan Rawon

Senin, 22 Mei 2023 | 14:39 WIB

SMK Sura Dewa Menyadari Pentingnya Literasi

Sabtu, 20 Mei 2023 | 23:50 WIB

Karya Seni, Penjara dan Terciptanya Kebudayaan

Kamis, 18 Mei 2023 | 22:18 WIB

RUNAPHORIA: Wahana Ekpresi Runa

Kamis, 18 Mei 2023 | 21:35 WIB

Hidup Yang Begejekan

Kamis, 11 Mei 2023 | 10:08 WIB
X