Cerpen Cinta Terlarang

- Senin, 27 Februari 2023 | 12:16 WIB
Ilustrasi - seorang wanita sedang bersedih sambil memegang cincin pernikahan
Ilustrasi - seorang wanita sedang bersedih sambil memegang cincin pernikahan


Oleh Suhartini Sutrisno

KETIKA tangannya menyentuh tanganku damai rasanya dalam hati.Senyumnya selalu tersungging di pelupuk mataku. Bila ingat akan hari ini empat bulan yang lalu berawal perkenalanku dengannya di LP Malang, aku tak punya pengalaman berada di sini meskipun kasusku narkoba tapi aku bukan pemakai atau pengedar. ATM ku mendapat transferan dari teman adikku Rp 1.200.000,-.Kutanya uang ap aini? Ternyata uang hasil transaksi.Vonisku enam tahun enam bulan. Sungguh disesalkan tapi aku ikhlas mungkin ini cobaan atau ujian dari Yang Maha Kuasa untukku.Aku punya suami yang baik, setia dan pengertian, aku dikaruniai dua orang anak yang cantik, aku sayang dengan keluargaku.
Di LP ini banyak sekali yang berkenalan denganku tapi ada satu yang menarik hatiku waktu itu. “Siapa namamu?” sambal mengulurkan tangan dan senyuman dia menyapa dengan ramah.”Devy”, jawabku.”Kamu siapa?” dia pun menjawab, “Namaku Lotus,” dengan jabatan tangan aku membalas senyumannya dengan ramah pula. Hari-hari kulewati dengan candaan yang lucu-lucu, perhatian demi perhatian saling kita utarakan meskipun cuma hal-hal yang paling kecilpun selalu ditunjukkan satu sama lain.

Baca Juga: Cerpen All About Trust & Love (3)

Hari-hari di mana pertama kali ku mendengar namamu, kepribadianmu dan keseharianmu yang banyak mereka ceritakan.Dia sosok wanita yang muda, gesit dan energik, dia sopan, baik dan ramah.Usianya masih berkisar 24 tahun, lebih muda dari umurku yang sudah berkepala 4.Tapi entah kenapa hatiku terpaut karena perhatiannya dan kebaikannya padauk. Perkenalanku berawal biasa-biasa, makan bareng-bareng, minum bareng, tidak ada yang special.Rasa cinta yang tumbuh dengan sendirinya diantara persahabatan kita (Aku, Sella, Lotus) yang tak pantas dirasakan, akan hasrat dan hangatnya kebersamaan kita, aku mengaguminya dalam diam.Tak kusesali walau hanya rasa yang terpendam, ada rasa rindu untuknya yang selalu ku puisikan meski tak pernah kau baca, kau dengar atau kau rasa.Padamu, hanya kepadamu seketika tersirat kekaguman yang kurasakan walau tak langsung dapat ku katakana.Ada rasa kagum yang kusimpan, pernah beberapa kali aku utarakan isi hatiku ke Sella sahabatku, kalua aku suka cinta dan saying sama dia.Tapi mungkinkah percintaan wanita dengan wanita bisa dilakukan? tapi yang akan aku jaga dalam hati yang terpendam yang bisa kuisyaratkan. (bersambung)

Editor: Abdul Malik

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pentigraf Sebutir Telur Asin

Rabu, 15 Maret 2023 | 10:11 WIB

Cerpen Cinta Terlarang (3)

Selasa, 28 Februari 2023 | 10:42 WIB

Cerpen Cinta Terlarang (2)

Selasa, 28 Februari 2023 | 07:48 WIB

Cerpen Cinta Terlarang

Senin, 27 Februari 2023 | 12:16 WIB

Cerpen Pinanglah Aku (2)

Sabtu, 25 Februari 2023 | 07:17 WIB

Cerpen Pinanglah Aku

Sabtu, 25 Februari 2023 | 07:10 WIB

Cerpen Nausea (3)

Jumat, 24 Februari 2023 | 18:55 WIB

Cerpen Nausea (2)

Jumat, 24 Februari 2023 | 18:46 WIB

Cerpen Nausea

Jumat, 24 Februari 2023 | 18:37 WIB

Cerpen Daging Goreng (2)

Kamis, 23 Februari 2023 | 20:12 WIB

Cerpen Daging Goreng

Kamis, 23 Februari 2023 | 20:00 WIB

Cerpen Dua Lelaki yang Meninggalkan Memori Nyeri (3)

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:20 WIB

Cerpen Dua Lelaki yang Meninggalkan Memori Nyeri (2)

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:05 WIB

Cerpen Dua Lelaki yang Meninggalkan Memori Nyeri

Selasa, 21 Februari 2023 | 18:56 WIB

Cerpen Derak Sayap-Sayap Patah (3)

Minggu, 19 Februari 2023 | 10:51 WIB

Cerpen Derak Sayap-Sayap Patah (2)

Minggu, 19 Februari 2023 | 10:47 WIB

Cerpen Derak Sayap-Sayap Patah

Minggu, 19 Februari 2023 | 10:37 WIB

Cerpen Kisah Seorang Narapita (5)

Jumat, 17 Februari 2023 | 18:31 WIB

Cerpen Kisah Seorang Narapita (4)

Jumat, 17 Februari 2023 | 18:27 WIB

Cerpen Kisah Seorang Narapita (3)

Jumat, 17 Februari 2023 | 18:18 WIB
X