Wabah LSD Serang Peternak di Kabupaten Mojokerto, 37 Ekor Sapi Terjangkit

- Jumat, 17 Maret 2023 | 10:17 WIB
Wabah LSD Serang Peternak di Kabupaten Mojokerto (HO/KLIKTIMES.COM)
Wabah LSD Serang Peternak di Kabupaten Mojokerto (HO/KLIKTIMES.COM)

KLIKTIMES.COM | MOJOKERTO - Sebanyak 37 ekor sapi terdeteksi terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Mojokerto. Wabah yang berasal dari virus ini menyerang sejak akhir Februari 2023 lalu.

Informasi yang dihimpun, persebaran wabah penyakit kulit hewan ini sudah menyebar ke 13 dari 18 kecamatan. Kasus pertama infeksi kulit sapi ditemukan 22 Februari lalu, tepatnya di Desa Pandankrajan, Kecamatan Kemlagi.

Penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto kemudian mengambil sampel ternak sapi untuk dicek ke laboratorium dan ternyata hasilnya positif.

’’Kami cek dulu UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Jatim di Tuban, ternyata hasilnya positif,’’ ucap Plt Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disperta Kabupaten Mojokerto drh. Tutik Surjaningdyah, Jumat (17/3/2023).

Baca Juga: Dongkrak Bisnis, Ngalup.co Gandeng Digital Solusi dan Microsoft Ajak Pelaku Startup Gunakan Teknologi Cloud

Hanya saja, temuan kasus di Kemlagi rupanya bukan satu-satunya. Disperta berturut-turut mendapat laporan dari sejumlah peternak di kecamatan lain. Khususnya di dua kecamatan lain dengan kasus LSD positif terbanyak, yakni Dawarblandong sebanyak 7 ekor dan Dlanggu 8 ekor.

Hingga kini, total temuan kasus LSD mencapai 37 kasus yang tersebar di 13 kecamatan. ’’Kasus terbanyak ada di Kemlagi, dengan 12 ekor sapi, lalu Dawarblandong dan Dlanggu. Sementara 10 kecamatan lain hanya ditemukan masing-masing satu kasus,’’ ujarnya.

Saat ini, Disperta belum mendeteksi temuan LSD di lima kecamatan lain, yaitu Sooko, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari dan Pungging. Dari temuan itu, hampir semua sapi mengalami gejala klinis yang sama.

Dimulai demam hingga suhu tubuh hewan mencapai 41 derajat celsius. Ternak juga mengeluarkan liur berlebihan disertai radang mata atau konjungtivitis. Dan yang lebih parah, muncul nodul atau benjolan pada kulit sapi berukuran 2-5 milimeter (mm) yang menonjol.

Baca Juga: Leo/Daniel Marthin Menang, Indonesia Loloskan Tiga Ganda Putra Perempatfinal All England

Dengan begitu, hewan ternak mengalami penurunan nafsu makan sehingga kesehatannnya semakin melemah. Atas temuan itu, Tutik telah memberikan sejumlah penanganan. Utamanya pengobatan terhadap hewan dengan penambahan multivitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

Termasuk memberikan obat antibiotik, antipiretik dan antialergi agar demam dan alerginya segera turun. ’’Antialergi diberikan tiga kali berturut-turut agar efek benjolannya hilang. Sementara multivitamin dan antibiotik agar daya tahan tubuhnya meningkat dan nafsu makannya kembali pulih,’’ tandasnya.

Tutik menambahkan, wabah penyakit LSD sejatinya hampir sama dengan penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi, yakni sama-sama disebabkan oleh virus. Bedanya, virus PMK bisa menyebar lewat udara, sementara LSD disebarkan lewat vektor atau makhluk hidup pembawa virus, seperti nyamuk, lalat atau kutu.

Sehingga penanganannya tak banyak memerlukan disinfektan layaknya PMK. ’’Penanganannya cukup dilokalisir atau isolasi untuk hewannya. Sementara kandangnya juga dijaga kebersihannya agar tidak banyak dihinggapi vektor seperti nyamuk dan lalat,’’ ucapnya.

Halaman:

Editor: Deny Fathur Rahman

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X