KLIKTIMES.COM | Blitar- masjid Minhajussalam berada Jalan masjid nomor 1 Kelurahan Kauman Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. masjid yang berdiri megah dengan dua lantai ini didirikan tahun 1850 masehi. Baca Juga:
Konon pendirinya merupakan putra Pangeran Diponegoro, Raden Sulaiman. Pada tahun 1840 masehu, Raden Sulaiman melarikan diri bersama ibunya saat masih kecil. Kemudian setelah dewasa, menginjak usia 20 tahun Raden Sulaiman mendirikan masjid Minhajussalam ini. Sesepuh wilayah setempat, Haeri Mustofa mengatakan, Raden Sulaiman memiliki 9 anak, dan yang mewarisi tanah masjid adalah anak terkahir bernama Muchlison. Sedangkan imam besar masjid ini Kyai Sangid tahun 1930 masehi. "Bangunan yang kini sudah megah ini, dulunya bukan hanya sekedar masjid, namun merupakan markas pejuang," katanya kepada Kliktimes.com. Awalnya, lanjut Haeri, ada dua menara. Selain sebagai sarana adzan, juga digunakan untuk mengintai musuh. Dimana saat itu di area Srengat yang saat ini sudah dibangun tempat Bea Cukai Pegadaian adalah markas pasukan Belanda. Gus Haeri, sapaan akrabnya ini menyampaikan, masjid Minhajussalam mempunyai ciri khas keraton dan prajurit Diponegoro. Yaitu berupa pohon kepel yang identik dengan keraton dan sawo kecik menandakan prajurit Diponegoro. Namun tahun 1985 masehi dua pohon itu ditebang untuk perluasan serambi masjid. masjid yang tepatnya berada di area Pasar Srengat ini mengalami renovasi beberapa kali. Pertama tahun 1985 maseh, dan kedua diiperluas lagi tahun 1993 masehi. Untuk bangunan dua lantai dibangun tahun 1998 masehi. "Hingga saat ini, kayu 4 soko (tiang) masjid masih asli dari Jawa Tengah. Dulunya ada gentong dibawah soko sebagai penyangga," ungkapnya. Gus Haeri menambahkan, selain untuk ibadah salat lima waktu, ada beberapa aktifitas di masjid ini. Diantaranya TPQ serta pengajian rutin.(had/afk)
